Remember, remember the 5th of November, the gun powder treason and plot. I know of no reason why the gun powder treason should ever be forgot.
V for Vendetta adalah film bagus karya sutradara James McTeigue. Cerita film ini berdasarkan novel grafis karya Alan Moore dan David Lloyd. Skenario ditulis oleh Wachowski bersaudara, dua bersaudara yang pernah menyutradarai film dengan teknik baru, The Matrix. V for Vendetta dibintangi oleh Natalie Portman dan Hugo Weaving, yang pernah bermain menjadi Agen Smith di The Matrix Trilogy.
Film V for Vendetta menceritakan tentang keadaan Inggris di masa depan, tepatnya tahun 2020. Inggris berada di bawah kepemimpinan rezim yang totaliter. Hal itu bermula sesaat pasca perang dunia yang melululantahkan berbagai negeri. Kekacauan merebak dimana-mana. Kelaparan, penyakit dan angka kematian yang tinggi menjadi dampak dari semua itu. Hal itu membuat seorang politikus yang ambisius untuk mendapat kekuasaan dengan menerapkan pola fasistik. Semua dikontrol oleh negara. Tidak ada kebebasan sipil, termasuk mengemukakan pendapat dan menjadi berbeda dengan apa yang diatur negara. Contohnya memeluk agama lain yang selain agama resmi pemerintah dianggap suatu kejahatan. Muncullah seseorang yang mengaku berinisial "V" yaitu singkatan dari Vendetta (balas dendam) yang berjuang untuk menghancurkan rezim pemerintahan otoriter di Inggris. Dalam aksinya V memakai jubah gelap dan topeng Guy Fawkes. Aksi V dimulai tanggal 5 November untuk menghormati Guy Fawkes yang gagal meledakkan gedung parlemen Inggris pada abad ke-17. Cerita Guy Fawkes ini benar terjadi pada abad tersebut di dunia nyata. Lalu apakah V berhasil menghancurkan rezim pemerintahan otoriter di Inggris?
V for Vendetta mempunyai cerita yang bisa diunggulkan. Apalagi setting Inggris yang pada rezim otoriter juga masuk akal mengingat kejadian seperti itu mungkin terjadi di masa mendatang bahkan juga masa kini. Sosok V yang digambarkan juga misterius. Memakai jubah gelap dan topeng sangar
Betapa sebuah film dapat dijadikan cermin untuk menatap diri. Apakah kita pribadi sudah melakukan tindakan yang benar. Dalam film ini, V berusaha membasmi semua orang-orang yang 'salah' dengan membunuh satu persatu. Rangkaian pembunuhan itu sudah direncanakan dan berjalan mulus. Film ini juga banyak mengekspos hal yang dianggap tabu, seperti lesbian. Satu hal yang paling unik adalah kita tidak bisa melihat raut wajah Hugo Weaving sebagai V karena sepanjang film ia mengenakan sebuah topeng Guy Fawkes. Bagi yang penasaran, Hugo Weaving adalah pemeran agen Smith dalam trilogy The Matrix. Topeng yang dikenakan terbilang cukup suram, gelap, dan misterius. Mungkin kita akan terbayang-bayang berhari-hari setelah menontonnya. Dialog-dialognya terkesan sangat indah bak puisi. Walau adegan yang ditampilkan penuh adegan kekerasan namun tidak berdarah-darah seperti Kill Bill namun keren. Ditambah setiap aksi V selalu beserta sekuntum bunga mawar untuk menandai setiap aksinya. Apalagi adegan aksi V memakai pisau untuk melawan beberapa orang pun terbilang cepat dan keren. Pokoknya film ini adalah film yang bagus dari segi cerita, keren pula dari segi pengadeganan, dan misterius dari segi penggambaran sosok V dan keadaan suram Inggris. Film ini cocok diputar di masa-masa 'sulit' seperti sekarang ini. Diharapkan muncul sosok seperti V saat ini untuk melawan ketidakadilan pemerintah.