About

Hai Movie Mania dimana pun kalian berada! Selamat datang di blog Moviebuzzter. Blog ini berisi ulasan-ulasan film dan berbagai bacaan menarik tentang film.

Kamis, 27 Januari 2011

Le Grand Voyage (2004)

Le Grand Voyage adalah road movie Islami buatan Perancis yang disutradarai oleh Ismaël Ferroukhi. Film yang dibintangi oleh Nicolas Cazalé dan Mohamad Majd ini menceritakan lika-liku perjalanan sekitar 5000 kilometer dari Perancis sampai Arab Saudi. Réda adalah remaja imigran asal Maroko yang lahir dan besar di Perancis. Kehidupan Réda beradaptasi dengan lingkungan negara pusat mode dunia ini, sekolah dan berpacaran dengan gadis lain. Beda dengan ayahnya yang taat beribadah. Masalah muncul ketika sang ayah mengajak Réda untuk mengantarkannya naik haji. Naik haji yang membuat Réda kalang kabut karena harus memakai mobil menyusuri pinggiran Eropa bagian selatan ke Mekah. Réda awalnya keberatan, karena menempuh jarak sekitar 5000 kilometer tentunya akan melelahkan, juga beberapa hari Réda harus meninggalkan pacarnya. Tapi ayah Réda tetap pada pendirian, akhirnya Réda pun mau menyupiri ayahnya untuk naik haji melalui jalan darat bukan naik pesawat seperti kebanyakan. Dalam perjalanan inilah berbagai konflik antar ayah-anak berlangsung. Berbagai perbedaan antara ayah yang taat beribadah dengan anak yang bergaya kebarat-baratan pun teruji. Tidak hanya itu, berbagai hambatan dalam perjalanan pun juga terjadi. Lalu apakah sang ayah sanggup menunaikan rukun Islam yang kelima?



Grand Voyage berhasil menampilkan hubungan antar ayah dan anak yang berbeda gaya. Bukan berbeda agama, karena mereka berdua muslim, namun anaknya yang bergaya kebarat-baratan merupakan suatu pembelokan terhadap agama Islam. Sang sutradara memang menampilkan hal tersebut secara terang-terangan namun tidak begitu gamblang menjadikan film ini tetap keren. Adegan-adegann konflik pun ditampilkan layaknya konfrontasi batin antar kdua karakter. Konflik yang dibangun juga akting para pemainnya pun sangat menyentuh hati. Hubungan antara ayah dan anak yang tadinya dingin lambat laun menjadi pertengkaran yang berujung pada saling pengertian antara satu sama lain. Orang Islam mana pun akan bergetar hatinya menyaksikan film yang penuh makna ini. Tidak hanya konflik yang disajikan film ini, namun sebagai road movie, pemandangan sepanjang perjalanan disajikan begitu menakjubkan. Dari daerah Perancis, Italia, Slovenia, Kroasia, Bosnia, Serbia, Bulgaria, Turki hingga gurun pasir di Timur Tengah. Apalagi pada adegan akhir, film ini syuting di Mekah, dan jarang sekali ada film non-dokumenter yang bersetting naik haji di Mekah. Selama perjalanan pun banyak sekali hal-hal yang menarik, salah satunya adalah dialog menyentuh mengapa sang ayah lebih memilih naik haji jalan darat daripada naik pesawat terbang. Sungguh, Le Grand Voyage menang film Islami yang menyentuh. Tak heran jika film ini mendapat berbagai penghargaan, salah satunya dari Venice Film Festival. Secara keseluruhan film ini sangat diwajibkan untuk ditonton bagi seluruh umat muslim di dunia. Selain karena penuh makna, namun juga banyak sekali hal-hal yang dapat kita pelajari tentang Islam dalam film ini.










Selasa, 25 Januari 2011

Hachiko: A Dog's Story (2009)

Hachiko adalah film tentang kesetiaan anjing pada majikan. Film ini berdasarkan kisah nyata dari asal muasal sebuah patung anjing di dekat Stasiun Shibuya, Jepang. Memang pernah ada seekor anjing yang sangat setia menunggu majikannya pulang di dekat stasiun kereta api itu. Kisah Hachiko sendiri telah membumi di Jepang. Film Hachiko: A Dog's Story dibintangi oleh Richard Gere, yang dulu pernah hit lewat film Pretty Woman dan dibintangi juga oleh Joan Allen yang terkenal dalam The Bourne Trilogy.


Cerita ini bermula ketika  Profesor Parker Wilson (Richard Gere) menemukan seekor anjing kecil di Stasiun Kereta Api Bedridge, Wonsocked, Amerika Serikat, tempat ia biasa pergi bekerja dan pulang dari kerja. Anjing berjenis akita itu kemudian diajaknya pulang ke rumah dan diberi nama Hachiko.Parker dan istrinya Cate (Joan Allen) merawat anjing itu hingga Hachiko bertumbuh besar dan tiada tiada hari yang dilewatkan Parker tanpa bermain dengan Hachiko.
Suatu hari, ketika Hachiko sudah beranjak dewasa, tanpa disangka ia mengikuti Parker ke stasiun saat Parker berangkat kerja. Parker terpaksa keluar dari kereta untuk memulangkan Hachico ke rumah.Namun, ternyata Hachico menjemputnya di stasiun pada pukul 17.00. Sejak saat itu Parker membiarkan Hachico mengantar-jemputnya di stasiun.Para pemilik kios, pedagang, dan pejalan kaki, serta "commuter" (orang yang bekerja secara "nglaju") tercengang-cengang dengan kelakuan Hachiko yang tidak seperti anjing pada umumnya.Semua orang orang di sekitar Stasiun Bedridge menyayangi Hachiko dan selalu menyapa anjing itu layaknya sebagai manusia.
Sampai pada satu hari, Hachiko tak menemukan kedatangan tuannya di stasiun pada pukul 17.00.Parker Wilson ternyata meninggal karena serangan jantung ketika ia tengah mengajar, sementara  Hachiko sepertinya tak pernah mengerti perihal meninggalnya Parker.Setelah kematian Parker, Cate menjual rumahnya dan meninggalkan Bedridge. Sementara Hachiko dipelihara oleh anak perempuan Parker, Andy Wilson (Sarah Roemer).
Berulang kali Hachiko kabur dari rumah Andy untuk pergi ke stasiun, berharap ia akan menemukan tuannya kembali.Andy selalu menjemput Hachiko di stasiun hingga pada akhirnya Andy merelakan Hachiko pergi. Hachiko tinggal di stasiun dan pada pukul 17.00, ia akan duduk di bundaran di depan stasiun, menanti kedatangan tuannya.Keunikan tingkah laku Hachiko itu menarik perhatian orang-orang di sekitar situ, bahkan tulisan mengenainya dimuat di koran-koran sehingga kisah anjing ini menjadi legenda. Sehingga orang-orang memberi makan Hachiko secara bergantian.
Kesetiaan Hachiko bertahan hingga tahun kesepuluh meninggalnya Parker. Sampai akhirnya pada musim dingin tahun ke sepuluh, Hachiko meninggal di bundaran stasiun pada tengah malam. Pembuatan film ini diinspirasi dari kisah nyata seekor anjing bernama Hachiko yang hidup dalam rentang waktup tahun 1923-1935  di Jepang.Kisah yang disajikan dalam Hachiko: A Dog’s Story persis sama dengan kisah aslinya. Di Jepang, sebuah monumen berupa patung untuk mengenang kesetiaan Hachiko didirikan di depan Stasiun Shibuya.
Film ini menarik dari sisi kisah nyatanya yang sangat mengharukan. Tidak hanya itu, gaya tutur dalam film ini mudah dimengerti dan sangat ringan. Penggambaran sosok Hachi yang setia kepada majikan pun berhasil ditampilkan dalm film ini. Apalagi alur yang tidak begitu rumit dan mudah diikuti ini menyajikan kisah mengharukan dari Hachiko yang menggetarkan hati. Bisa dipastikan kamu yang menontonnya akan membutuhkan tisu untuk mengusap air mata. Penggambaran sosok Hachiko yang selalu menunggu majikannya itu dapat dijadikan simbol kesetiaan anjing kepada majikan. Sungguh, betapa mengharukannya film ini.





Kamis, 20 Januari 2011

Toy Story (1995)

Apa jadinya jika mainan kepunyaan kita itu hidup tanpa sepengetahuan kita? Setiap kita meninggalkannya, mainan-mainan itu ternyata hidup. Setelah kita kembali, mainan-mainan itu mati dan kembali ke tempat semula. Seperti itulah film animasi 3D pertama buatan Pixar ini.




Woody adalah salah satu dari sekumpulan mainan di rumah Andy. Ia dan teman-temannya sangat resah karena Andy berulang tahun yang berarti ia akan mendapat hadiah dan ada kemungkinan mainan yang lama akan dilupakan. Satu-satunya hadiah mainan untuk Andy adalah Buzz Lightyear, sebuah tokoh petualangan luar angkasa. Kedatangannya mengundang kekaguman mainan lain dan kecemburuan Woody. Berbagai atribut Woody di kamar Andy juga diganti dengan pernak-pernik Buzz, selain itu, Buzz belum sadar bahwa ia adalah mainan. Dan tetap menggangap ia petualang luar angkasa dan menganggap bahwa sayap dan penembak lasernya adalah asli.




Saat kecemburuannya memuncak, terjadi sebuah masalah. Buzz terlempar keluar dan para mainan meminta Woody bertanggung jawab. Buzz dan Woody pun melewati petualangan yang menegangkan untuk kembali bersama teman-temannya, yang berada dalam truk pindahan karena Andy akan pindah rumah.


Jika dibandingkan dengan film animasi buatan Pixar terbaru, film ini paling kaku. Namun dari segi ide cerita, film ini bagus. Konflik yang disajikan begitu menguji persahabatan. Keluh kesah karena merasa tersingkir juga ditampilkan secara indah. Film animasinya masih kaku tapi punya kekuatan di ceritanya.


Mainan membuat kita dapat mengingat kembali masa kecil kita masing-masing. Bahkan kita dapat tersenyum sendiri dengan melihat tingkah kocak tokoh-tokohnya. Persahabatan adalah jika kita saling percaya. Walaupun tampak mata kita salah, namun sebuah ending-lah yang menentukan dan menjelaskan semuanya. Apa artinya persahabatan jika tidak ada saling percaya.






Senin, 17 Januari 2011

Blood Diamond (2006)

Berlian, benda yang indah tak seindah bagaimana proses berlian itu sampai ke toko perhiasan. Ternyata, banyak pertumpahan darah yang terjadi dan banyak nyawa hilang karena berlian itu. Itulah sekelumit makna dalam film Blood Diamond. Dibintangi oleh mantan idola cewek-cewek remaja, Leonardo DiCaprio yang dalam peran di film ini menelurkan satu nominasi lagi baginya di ajang Golden Globe berbarengan dengan perannya dalam The Departed.

Blood Diamond mengambil setting perang saudara di Sierra Leone. Dibesut dengan apik oleh sutradara yang pernah menangani film The Last Samurai, yaitu Edward Zwick. Dikuatkan oleh tiga bintang papan atas, Leonardo DiCaprio, Djimon Hounsou, dan Jennifer Connelly. Film yang berdurasi sekitar 140 menit ini mendapat rating PG-13 untuk adegan kekerasan dan bahasa yang digunakan.

Danny Archer adalah seorang penyelundup berlian. Dia sudah biasa melihat kekerasan di negeri Afrika sana, terutama di daerah Sierra Leone di mana film ini dibuat. Negara Sierra Leone tengah berada dalam perang saudara yang berkecamuk. Sebuah kota yang hari ini damai bisa mendadak diserang oleh RUF dan dihabisi, hancur. Luluh lantak dalam seketika. Tapi bagi Danny itu semua bukan masalah besar. Yang paling penting adalah dia bisa menyelundupkan berlian ke negara seberang (Liberia) dan mendapatkan uang.


Solomon Vandy adalah seorang nelayan lokal yang ditangkap dan menjadi budak di daerah pedalaman Sierra Leone. Ia terpisah dari keluarganya dan dimasukkan ke dalam kamp perbudakan berlian. Di tengah penambangan itu dia mendapatkan sebuah berlian yang sangat besar. Sangat luar biasa besarnya sehingga berlian itu konon adalah berlian yang terbesar di dunia. Tepat ketika itu serangan dari tentara pemerintah berhasil membebaskan Vandy. Vandy takut berlian itu akan membahayakan nyawanya dan menimbunnya di dalam tanah - tanpa diketahui siapapun.


Archer dan Vandy kemudian bertemu secara tidak sengaja. Archer mulai tertarik akan berlian yang dimiliki Vandy dan menjanjikannya untuk bisa mempertemukan Vandy dengan keluarganya kembali selama dia bisa mengambil berlian itu untuknya. Vandy - yang rela mempertaruhkan apapun demi keluarganya - menyetujui keinginan Archer. Petualangan mereka berdua kemudian bertambah rumit ketika seorang wartawati cantik Maddy Bowen ikut serta dengan tujuan untuk membongkar jaringan penyusupan berlian. Apa yang menunggu mereka apabila mereka kembali ke negara yang berkecamuk dengan perang saudara itu lagi?



Film ini dari awal hingga akhir mudah diikuti ceritanya. Apalagi film ini menjamin kualitas akting dan dramanya. Film ini memberi kesan yang mendalam setelah menontonnya. Akting Leonardo yang sempurna mampu membuat kita 'merinding' dan drama antara ayah dan anak yang memilukan. Pesan yang ingin disampaikan oleh sutradara juga lumayan masuk di pikiran, bahwa berlian yang silau berwarna merah jambu itu tertanam di dalam tanah yang mengalir tumpah darah penduduk pribumi.

Satu yang paling berkesan setelah menonton film ini adalah akting Leonardo DiCaprio yang diluar dugaan. Dikiranya ia hanya akan jual tampang di film ini. Namun perkiraan itu meleset, ia berperan sangat bagus di film ini. Sebenarnya inti ceritanya bisa terangkum dalam setengah jam durasi awalnya kalau saja Edward Zwick, sang sutradara tidak berniat membuat film yang ditujukan untuk berlaga di berbagai ajang penganugerahan film. Berbagai persoalan dijejalkan dalam film ini seperti politik, sosial dan isu perbudakan di Afrika, sehingga membuat film ini tidak fokus dan menjadi tayangan yang berat dan kelam. Namun dari segi ending, film ini banyak menyajikan hal yang diluar dugaan, memang itulah yang membuat film ini menarik selain akting para pemain utamanya.


Jumat, 14 Januari 2011

The Shawshank Redemption (1994)

Tidak ada yang mudah, tetapi tidak ada yang tidak mungkin. Kata-kata tersebut cocok disematkan pada film karya Frank Darabont yang penuh motivasi ini. Selain mendapatkan beberapa nominasi Oscar, film ini menduduki peringkat pertama film-film paling berkualitas versi IMDb Top 250.

Dengan tagline, Fear can hold you prisoner, hope can set you free, sudah dipastikan film ini bersetting di penjara. Kita akan dibawa ke suasana penjara sesuai gambaran Frank Darabont.

Langsung saja ke sinopsisnya. Diadaptasi dari sebuah cerita pendek karya Stephen King dan disutradarai oleh Frank Darabont. Kisahnya yang berlatar pada tahun 1947 di Maine, Amerika Serikat ini dimulai dengan seorang bankir muda yang kariernya sedang menanjak, Andy Dufresne (Tim Robbins) dijatuhi hukuman penjara seumur hidup lantaran bukti-bukti yang ada menunjukkannya adalah pembunuh istrinya dan juga pria selingkuhan istrinya itu, padahal sebenarnya ia bukan pelakunya. Andy kemudian dikirim ke sebuah penjara bernama Shawshank Prison yang dipimpin oleh Sipir Samuel Norton (Bon Gunton).

Di sana, Andy pada mulanya sangat terisolasi dan kesepian, namun ia lalu menyadari bahwa dalam hatinya masih tersimpan sepercik harapan. Ia kemudian bersahabat dengan Red (Morgan Freeman), narapidana seumur hidup lain yang bisa mengatur apa saja di penjara tersebut. Red yang membantu Andy bisa bertahan di penjara yang sangat keras itu. Tidak hanya itu, berkat kemampuan finansialnya itulah Andy mendapatkan teman dari kalangan penjaga penjara, Hadley (Clancy Brown) lantaran membantu Hadley meminimalisasi pembayaran pajak secara legal.





Tidak lama kemudian penjaga penjara lain baik dari Shawshank Prison maupun beberapa penjara terdekat meminta advis keuangan dari Andy. Sehingga Andy pun diberikan ruang terpisah untuk mengerjakan keuangan para penjaga di balik topeng mengelola sebuah perpustakaan bersama salah satu narapidana tua. Sipir Norton yang akhirnya mengetahui perbuatan Andy, pun meminta Andy agar melakukan pencucian uang baginya. Tetapi Andy tetap punya impian sendiri yang dirahasiakan dari siapapun kecuali Red.





Film ini punya sinematografi yang apik sekali, punya akting memukau dari kedua aktor utamanya dan juga punya twist ending yang membuat kita termotivasi. Tidak banyak sebuah film punya cerita yang bagus diimbangi teknis film yang bagus pula. Angle-angle kamera, gerakan kamera, tata pencahayaan, setting dan editing yang bagus membuat film ini enak dinikmati tanpa membuat bosan, walaupun ini hanya sebuah opini dari seseorang yang kurang mengerti soal film. Akting kedua aktor yang berimbang menuai kesan istimewa film ini. Tak bisa dipungkiri bila film ini punya kualitas yang diatas rata-ra film-film Hollywood kebanyakan. Satu hal yang kurang dari film ini adalah hampir tak ada satu pun tokoh perempuan di film ini.

Kita dapat termotivasi melalui film yang punya makna persahabatan yang bagus ini. Kalau kita benar niscaya ada jalan untuk bebas walaupun harus melalui rintangan berat apapun. Kecerdasan kita adalah kekuatan kita untuk melawan rintangan tersebut. Dan percayalah bahwa di atas langit masih ada langit. Tonton terus film-film berkualitas!




Kamis, 06 Januari 2011

Legion (2010)


Film  Legion adalah film sci-fi action yang diarahkan oleh Scott Charles  Stewart. Pemain utamanya adalah Paul Bettany yang pernah membintangi A  Knight's Tale, Wimbledon, dll. Film yang berdurasi sekitar 100 menit ini  mendapat rating R untuk bahasa dan kekerasan yang berdarah-darah.

Film  ini bercerita tentang pertarungan umat manusia yang tersisa melawan  segerombolan hamba setan yang mirip zombie. Awal adegan adalah malaikat  jatuh ke bumi, lalu mematahkan sayapnya sehingga terlihat seperti  manusia biasa. Hampir semua manusia telah mati, yang tersisa hanya Bob  Hanson (Dennis Quaid) dan beberapa orang. Hingga akhirnya, malaikat  Michael datang untuk menolong anak yang dikandung Charlie (Adrianne  Palicki). Anak tersebut diyakini sebagai satu-satunya harapan umat  manusia untuk bertahan hidup.

Film  ini hampir tidak memberi kesan apa-apa selain serunya adegan malaikat  vs malaikat dibagian endingnya. Disini visual efek dan sound efeknya  terpadu dengan bagusnya. Gebukan keras yang berulang-ulang mungkin  menjadi adegan yang mudah diingat setelah menonton film ini. Meskipun  dari awal film terasa membosankan, tapi di bagian ending terasa  kebalikannya.

Ceritanya  sangat tidak masuk akal dan terlalu mengada-ada. Sosok malaikat yang  digambarkan pun tidak lazim. Apalagi jika dikaitkan dengan agama yang  kuanut. Apalagi pemeran yang lumayan banyak sehingga karakter yang  ditampilkan tidak ada yang menonjol. Akting dari para pemainnya yang  tergolong standar. Ketegangan-ketegangan yang berusaha ditampilkan pun  kurang terasa.

Yang  membuat aku bertahan menontonnya adalah spesial efek dan adegan-adegan  aksi memukaunya yang mampu membuatku ternganga. Itu ada pada bagian  mulai paruh film hingga menuju ending. Di bagian inilah nuansa film ini  terasa menarik. Bagaimana tidak, adegan aksinya fantastis, apalagi sosok  angel yang tiba-tiba datang dan mencoba memusnahkan semua orang yang  tersisa lumayan menegangkan. Pun lagi penampilan angel yang tinggi besar  dan tidak terkalahkan membuat aku bertahan untuk melihat endingnya.  Sayang sekali film ini hanya menarik dari sisi adegan aksi yang kaya  spesial efek terutama pada bagian endingnya.







Senin, 03 Januari 2011

Film Pertama di Dunia

Film pertama di dunia dirilis pada tahun 1903. Film tersebut diambil dari kisah nyata mengenai perampokan kereta besar-besaran yang terjadi di Amerika Serikat.

Film 'The Great Train Robbery' dibuat berdasarkan kisah perampokan kereta api pengangkut emas di tahun 1896. jalan ceritanya ini ditulis oleh Thomas A. Edison. dan diproduseri oleh Edwin S. Porter.

Dalam pencatatan sejarah perfilman, film ini adalah film bergerak pertama yang dibuat. Walaupun masih hitam putih dan dibuat tanpa suara (film bisu. red), namun film berdurasi 12 menit ini bisa menjadi inspirasi bagi pembuatan film-film berikutnya.



Source:
http://movie.detikhot.com/read/2008/08/22/162927/992946/618/speakup/index.html

Sabtu, 01 Januari 2011

Petualangan Sherina (2000)

 Perilisan film musikal keluarga pada tahun 2000 ini langsung menggemparkan dunia perfilman Indonesia. Bagaimana tidak, film ini merupakan tanda kebangkitan film Indonesia. Sebelumnya, perfilman Indonesia mati suri karena jarang atau bahkan tidak memproduksi film-film bermutu. Setelah tahun 90an yang menandai keterpurukan perfilman Indonesia memang ada film yang beredar, namun hanyalah film yang bernafaskan gairah seksualitas dan tidak didistribusikan dalam jumlah besar.


Petulangan Sherina fenomenal karena dibintangi penyanyi cilik yang tengah naik daun, Sherina. Gadis kecil ini merupakan penyanyi anak-anak yang multitalenta. Dia bisa berakting sambil menyanyi juga menari. Bahkan di usianya yang saat ini dia juga menciptakan lagunya sendiri.

Film Petualangan petualangan berhasil menarik jutaan penonton. Para orang tua dan anak-anak bahkan berbondong-bondong untuk menyaksikannya.

Sebuah kebanggaan tersendiri film Indonesia dapat kembali bangkit. Sebelumnya bioskop-bioskop di Indonesia dipenuhi film-film asing. Film-film asing itu dari Hollywood, Bollywood dan Hongkong.


Ayah Sherina (Sherina Munaf), yaitu Darmawan (Mathias Muchus), insinyur pertanian, mendapatkan kerja pertanian sesuai dengan impiannya, Sherina ikut pindah ke Bandung Utara. Di sekolahnya yang baru, ia mendapat musuh, Sadam (Derby Romero), yang ternyata anak dari majikan Darmawan, Ardiwilaga (Didi Petet).

Hal ini diketahui Sherina saat berliburan ke rumah Ardiwilaga. Dalam kesempatan ini permusuhan kedua anak tadi berubah menjadi persahabatan, karena keduanya diculik oleh Pak Raden (Butet Kertaradjasa), suruhan Kertarejasa (Djaduk Ferianto), yang menguasai tanah pertanian Ardiwilaga, untuk proyek propertinya.

Film ini cocok ditonton anak-anak dengan didampingi orang tuanya. Dipenuhi nyanyian dan tarian, film musikal ini memberikan pentingnya makna persahabatan. Tak hanya itu, seorang jagoan di sekolah belum tentu jagoan di rumah atau lingkungan luar. Maju terus perfilman Indonesia!